Selasa, 13 Desember 2016

Berikut saya lampirkan makalah saya
Berjudul
KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

Oleh :
KIKI WIRANTIKA & MARIA PUTRIYANA DEWI
Untuk mendapatkan File Versi Word atau Doc Silahkan Download File Dibawah ini


MAKALAH

KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING : SITI QOMARIYAH, S.Pd., M.Pd.


 

                                                                                                                      
OLEH:
KIKI WIRANTIKA
MARIA PUTRIYANA DEWI

STKIP TUNAS PALAPA
LAMPUNG TENGAH
2016

MAKALAH KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN (ENTRI)



MAKALAH

KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING : SITI QOMARIYAH, S.Pd., M.Pd.


 

                                                                                                                      
OLEH:
KIKI WIRANTIKA
MARIA PUTRIYANA DEWI

STKIP TUNAS PALAPA
LAMPUNG TENGAH
2016



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Berkat partisipasi dan informasi yang penulis peroleh, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Karakteristik dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik serta Implikasinya dalam Pendidikan.         Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan, tata bahasa, juga dalam pembahasan materi dalam makalah ini.Sebab kami dari penulis masih dalam pembelajaran.                                                                                                             Sebelumnya penulis mohon maaf  bila terdapat kesalahan nantinya, harapan kami semoga makalah ini dapat  menambah ilmu dan wawasan bagi pembaca dan tentunya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari bagi kita semua.


Lampung Tengah, 06 November  2016

                                 Penulis











DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................         ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................         1
1.1  Latar Belakang..............................................................................................................         1
1.2  Rumusan Masalah..........................................................................................................         2
1.3  Tujuan............................................................................................................................         3
1.4  Manfaat.........................................................................................................................         3    
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................         4
2.1 Perkembangan Ontogeni dan Perkembangan Filogeni..................................................         4
2.2 Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan.........................................................       6
2.3 Teori Hierarki Kebutuhan dengan Piramida Hirarki Kebutuhan Maslow.....................         7
2.4 Perkembangan Fisik dan Perkembangan Psikomotorik Remaja....................................       11
2.5  Implikasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik dalam Pendidikan...........................       17
BAB III PENUTUP............................................................................................................       18
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................       18
3.2 Saran..............................................................................................................................       19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................       20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang                                                                                                                
     Pada dasarnya,perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis tentang fungsi-fungsi fisik dan pisikis. Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik seperti perkembangan biologis sebagai dasar konsepsi, dan hasil dari interaksi biologis dan genetika dengan lingkungan. Sedangkan perubahan psikis menyangkut keseluruh karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral. Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak (0-5 tahun). Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan  bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan-gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembanagn juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional.                                                                                        Perkembangan fisik pada masa anak ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang dengan baik. Masa dewasa, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Selain itu, kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan,disaat itu mereka telahmampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku lainnya, sepeti marah dan kasih sayang seiring berkembangnya dalam segi fisik dan psikomotor. Oleh karena itu, masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Interaksi dengan orang lain, tidak hanya dialami anak dilingkungan keluarga . proses pembelajaran disekolah mau tidak mau pasti dipengaruhi oleh substansi-substansi seperti kurikulum pengajar atau guru, lingkungan belajar dan evaluasi. Sering kali kita lupa dengan substansi-substansi ini dalam mendesain sesuatu pembelajaran.                  Desain pembelajaran adalah tata cara yang dipakai untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam mendesain pembelajaran guru harus memperhatikan substansi ini agar siswa mengalami proses belajar dan akhirnya memperoleh hasil belajar yang menyenangkan. Oleh karna itu guru harus melihat, memperhatikan,mempertimbanagkan dan memprioritaskan tentang ciri siswa atau p[eserta didik, tujuan yang akan dicapai, materi, pendekatan atau metode yang digunakan, lingkungan belajar dan evaluasi.            Peserta didik adalah organisme yang unik dan berkembang sesuai dengan tahap perkembangan. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadian akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak tidak sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang tidak sama itu, disamping karakteristik yang melekat pada diri anak, seperti sikap, penampilan, pemahaman, dan latar belakang.                                                                                     Sebagai seorang guru,sangat perlu memahami pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik meliputi: perkembanagn fisik, perkembangan psikomotorik, dan perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan psikomotorik mempunyai konstribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual/kongnitif siswa.                                                                                          Rancangan pembelajaran yang konduktif akan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.

1.2   Rumusan Masalah                                                                                             Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penyusun merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan perkembangan ontogeni dan perkembangan filogeni?
2.      Apa saja hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan?
3.      Apa pula yang di maksud dengan perkembangan fisik dan perkembangan psikomotorik remaja?
4.      Bagaimana pengaruh perkembangan fisik dan psikomotorik terhadap tingkah anak, remaja, dan dewasa?
5.      Mengapa dan bagaimana perkembangan fisik dan psikomotorik pada peserta didik berpengaruh dalam penyelenggaraan pendidikan?




1.3  Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan:
1.      Mengetahui perkembangan ontogeni dan perkembangan filogeni
2.      Mengetahui hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan
3.      Mengetahui teori hierarki kebutuhan dengan piramida hirarki kebutuhan Maslow
4.      Mengetahui perkembangan fisik dan perkembangan psikomotorik remaja
5.      Mengetahu implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik dalam pendidikan


1.4  Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Memberi gambaran tentang perkembangan ontogeni dan perkembangan filogeni
2.      Memberi gambaran tentang hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan
3.      Memberi gambaran tentang perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik beserta fakta-fakta yang mempengaruhinya.
4.      Memberi gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.











BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Ontogeni dan Perkembangan Filogeni
1.      Perkembangan Ontogeni                                                                                    Perkembangan ontogeni ialah perkembangan yang terjadi pada suatu individu mulai dari pertama kali terbentuk yakni zigot (sebagai hasil fertilisasi), lalu berkembang menjadi embrio, fetus, lahir, pubertas, dewasa lalu mati. Sedangkan perkembangan filogeni mempelajari perkembangan makhluk hidup secara bertahap mulai dari makhluk hidup tingkat rendah (satu sel) sampai kepada makhluk hidup tingkat tinggi (multi sel). Dengan demikian embriologi termasuk bagian dari perkembangan individu atau ontogeni.Kita saat ini masing-masing berada di salah satu tahapan dari perkembangan ontogeni. Saat ini ada yang baru saja lahir, ada yang di usia balita, ada yang sudah pubertas, ada yang dewasa atau bahkan sudah tua. Tidak ada satupun dari kita yang tahu apakah ia akan menyelesaikan seluruh tahapan dari ontogeni tersebut ataukah terhenti di salah satunya lalu menemui kematian. Kebanyakan manusia menganggap kematian adalah akhir dari perkembangan ontogeni. Jika benar, rasanya tentu tidak adil karena ada yang mati muda dan ada pula yang mati ketika sudah tua renta. Keadilan tentu bisa diperdebatkan dan tidak akan kunjung selesai. Akan tetapi, hanya sedikit yang menyadari bahwa ada satu tahapan ontogeni lagi yang akan dan pasti dilalui oleh setiap manusia. Yaitu kehidupan setelah kematian, kebangkitan setelah seluruh tulang belulang berserakan didalam tanah. Jika kita bisa dengan mudah mempercayai bagaimana kita bisa tercipta pertama kalinya sampai dengan bentuk kita yang sekarang ini, lalu kenapa kita teramat sulit mempercayai penciptaan yang kedua kalinya ketika tulang-belulang tadi dikumpulkan dan dibangkitkan?.                                                                                 Meyakini kehidupan setelah kematian dimana semua amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan merupakan bentuk keadilan yang hakiki. Kita tentulah tidak akan dimintai pertanggungjawaban ketika akal dan jasad kita belum sempurna atau sebaliknya ketika sudah tua renta lupa ingatan, akan tetapi kita akan mempertanggungjawabkan setiap detik dari kehidupan kita, setiap gerak langkah dan tarikan nafas kita ketika kita telah memasuki tahapan pubertas (akil baligh), suatu pertanda tidak saja kemampuan reproduksi telah sempurna, akan tetapi akal pikiran juga telah bisa menentukan pilihan yang benar dan yang salah. Dan pertanggungjawaban itu akan kita lakukan di tahapan akhir dari perkembangan ontogeni, yang setiap individu pasti akan mengalaminya, tidak speduli ia hanya melewati sebagian dari tahapan sebelumnya atau telah melewati seluruh dari tahapan ontogeni sebelumnya.                                                                        Dengan pemahaman perkembangan ontogeni yang lebih lengkap ini, tentu kita tidak saja diminta berhati-hati didalam setiap tindak-tanduk amal perbuatan kita tetapi juga diminta untuk menyelaraskan tindak-tanduk amal perbuatan tadi sesuai dengan maksud dan tujuan dari penciptaan kita, manusia. Dan untuk itu, kita telah dilengkapi dengan seluruh anggota badan dan panca indera termasuk akal pikiran dan hati sanubari agar kita bisa mencari “kebenaran”, melaksanakan “kebenaran”, dan akhirnya mempertanggungjawabkan “kebenaran” tersebut.

2.      Perkembangan Filogeni                                                                                                  Dalam biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Istilah “filogeni” dipinjam dari bahasa Belanda, fylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani Kuna yang berarti “asal-usul suku, ras”.                      Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.                                                  Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan kladistika (sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan metode-metode dan konsep yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme.

1.      Metode Penyusunan Filogeni                                                
a.       Fenetik                                                                                          Metodepenyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks yang lain. Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya kedudukan yang sama.
b.      Kladistik                                                                                                               Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda.
2.      Metode Identifikasi                                                                                       
a.       Morfologi.                                                                                                       Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif. Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan sebagainya.     
b.      Biometri.
Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh dari suatu organisme.

2.2  Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan                                                                      Hukum pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia, yang mempengaruhi karakteristik setiap individu. Adapun hukum-hukum perkembangan adaah sebagai berikut :
1. Hukum Cephalocoundal                                                                                         Menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala kearah kaki. Bagian pada kepala tumbuh terlebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Misalnya kepala bayi yang baru lahir tumbuh lebih “matang” daripada bagian tubuh lainnya.           
 2. Hukum Proximodistal                                                                                            Menyatakaan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang berada di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada yang ada di tepi.   
3. Perkembangan terjadi dari Umum ke Khusus                                                        Menyatakaan bahwa proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang lebih khusus. Seperti yang dikemukakan oleh Werner bahwa anak lebih dahulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu daripada menggerakan jari-jari tangannya..
4. Perkembangan Berlangsung dalam tahapan-tahapan Perkembangan                     Menyatakaan bahwa dalam proses perkembangan terjadi tahapan yang terbagi ke dalam masa-masa perkembangan, dimana di setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda. Contoh penahapan pada manusia antara lain meliputi masa pra-lahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2-1 bulan), masa pra-sekolah (1-5 tahun), dan seterusnya.   
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan                                                              Menyatakan bahwa tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus, dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta berlaku umum. Perbadaan cepat lambatnya suatu penahapan perkembangan menampilkan perbedaan individual, tidak banyak yang bisa dilakukan guru atau orangtua untuk mempercepat atau memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.

2.3 Teori Hierarki Kebutuhan dengan Piramida Hirarki Kebutuhan Maslow  
1.      Teori Hirarki Kebutuhan                                                                                         Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan observasi terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu. Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.                                                                                                          Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya. Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia.

2.      Piramida Hierarki Kebutuhan Maslow

a.      Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak muda di Brandeis memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri.
b.      Kebutuhan Akan Penghargaan
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.
c.       Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya. Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.
d.      Kebutuhan Akan Rasa Aman
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain.  Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.
e.       Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya.  Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur makanan.
Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan cukup dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan hilang. Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya mual. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya. Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.



2.4 Perkembangan Fisik dan Perkembangan Psikomotorik Remaja
1.      Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis merpakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja.
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik meliputi empat aspek, yaitu:
1.      Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
2.      Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan perkembangan motorik.
3.      Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri dari lawan jenis.
4.      Stuktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.

Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh, seperti : pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Teori perkembangan fisik di kemukakan oleh Gasell dan Ames (1940) Sella Illingsworth (1983) perkembangan fisik mencakup berat badan, tinggi badan, termasuk perkembangan motorik. Dalam pendidikan pengembanagn anak mencakup: kekuatan, ketahanan, kecepatan, dan keseimbangan.
1.      Perkembangan peserta didik pada anak usia dini mengikuti delapan pola umum sebagai berikut:
2.      Contynuity (keberlanjutan), yakni perkembangan dari yang sederhada ke arah yang kompleks sejalan dengan bertambahnya usia anak.
3.      Uniform squence (kesamaan tahapan), yakni perkembangan yang memiliki tahapan sama untuk semua anak, meskipun kecepatan anak untuk mencapai tahapan berbeda.
4.      Maturity (kematangan), yakni suatu perkembangan yang ada peserta didik yang di pengaruhi oleh perkembangan sel syaraf.
5.      From general to specific process(proses dari umum ke khusus), yakni suatu perkembangan yang di mualai dari gerak yang bersifat umum kepada gerak yang bersifat khusus. Dari gerak reflek bawaan ke arah terkoordinasi, yakni suatu perkembangan yang dimiliki peserta didik yang dimulai dari gerak reflek bawaan semenjak lahir ke aneka gerak yang terkoordinasi dan bertujuan.
6.      Chepalo caudal direction ,yakni suatu perkembangan yang di tandai dengan bagian yang mendekati kepala berkembang lebih cepat dari bagian yang mendekati ekor.
7.      Proximo distal, yaitu perkembangan yang di tandai dengan bagian yang mendekati bagian sumbu tubuh berkembang terlebih dahulu di banding yang lebih jauh.
8.      From bilateral to crosslateral coordinate, yakni perkembangan yang di mulai dri koordinasi yang sama berkembang terlebih dahulu sebelum bisa melakukan koordinasi dengan orang bersilang.

 Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991: 51), urutan perubahan-perubahan fisik adalah:
1)      Pada anak perempuan:
·         Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, dan anggota-anggota badan menjadi panjang).  Pertumbuhan payudara.
·         Tumbuh bulu halus berwarna gelap di kemaluan.
·         Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya.
·         Bulu kemaluan menjadi keriting.
·         atau haid.
·         Tumbuh bulu-bulu ketiak.  

2)      Pada anak laki-laki:
·         Pertumbuhan tulang-tulang.
·         Testis (buah pelir) membesar.
·         Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap.
·         Awal perubahan suara.
·         Ejakulasi.
·         Bulu kemaluan menjadi keriting.
·         Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya.
·         Tumbuh rambut-rambut halus di wajah.
·         Tumbuh bulu ketiak.  
·         Akhir perubahan suara.
·         Rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap.
·         Tumbuh bulu di dada.

Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal adalah sangat penting, sebab pertumbuhan/ perkembangan fisik anak secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan/ perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.

a.       Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik
Dilihat dari segi pertumbuhan dan perkembangan fisik, pada usia sekolah dasar merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual pada saat mana pertumbuhan berkembang pesat. Masa ini sering juga disebut sebagai “periode tenang” sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja.
Hal ini tidak berarti bahwa pada masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.
1.      Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak (0-5 tahun)
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat, meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih basar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu, perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang dengan baik.
2.      Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak (5-11)
Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak, koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot otot kecil, kesehatan umum relative tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang.
·                  Usia 8-9 tahun Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki laki cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistem peredaran darah masih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik. Dalam segi psikologi anak wanita lebih maju satu tahun dari lelaki.
·         Usia 10-11 tahun Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita, kenaikan tekanan darah dan metabolism yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun). Lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.
3.      Perkembangan fisik pada masa remaja
Perkembangan fisik yang paling menonjol yaitu perkembangan kekuatan, ketahanan, dan organ seksual pada masa remaja. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis, dan mimpi basah, dan lain sebagainya), timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa puberitas).
4.              Karakteristik perkembangan fisik pada masa dewasa
Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjasdi sangat bervariasi seiring dengan pertumbuhan fisik. Laki-laki cenderung lebih baik kemampuan fisiknya dan gerakannya lebih terampil. Pertumbuhan ukuran tubuh yang proposianal memberikan kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan mecapai titik maksimal. Pertumbuhan fisik mulai terhenti sehingga hasil dari pertumbuhan ini menentukan kemampuan fisik pada masa ini.
                                                                                                                               
2.      Perkembangan Psikomotorik
Perilaku motorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara neuromuscular system (persyaratan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, efektif, dan konatit).
Loree menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal harus dikuasi oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan dan memegang benda.  Kedua jenis psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain dan bekerja.


a.         Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai dengan berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral keyakinan beragama pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak, keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan, penilaian moral menjadi semakin kognitif, dan penilaian moral kurang egoistik.
1.      Karakteristik perkembangan psikomotorik pada kanak-kanak.
·         Usia 3 tahun, tidak dapat berhenti dan berputar secara tiba-tiba atau secara cepat, dapat melompat 15-24 inchi, dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dengan berganti kaki dapat berjingkrak.
·         Usia 4 tahun, lebih efektif mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan berputar, dengan melompat 24-33inchi, dapat menuruni tangga, dengan berganti kaki dengan bantuan, dapat melakukan jingkrak 4 sampai 6 langkah dengan satu kaki.
·         Usia 5 tahun, dapat melakukan gerakan start, berputar, atau berhenti secara efektif, dapat melompat 28-36 inchi, dapat menuruni tangga tanpa bantuan,berganti kaki, dapat melakukan jingkrak dengan mudah.
2.      Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak.
Pada masa anak perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu:
·         Keterampilan menolong diri sendri
·         Keterampilan menolong orang lain
·         Keterampilan sekolah
·         Keterampilan bermain
3.      Karakteristik perkembangan psikomotorik pada remaja
Keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Pada masa ini, laki-laki mengalami perkembngan psikomotorik yang lebih pesat dibandingkan dengan perempuan. Kemampuan psikomotorik laki-laki cenderung terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada perempuan terhenti setelah mengalami menstruasi. Oleh karena itu, kemampuan psikomotorik laki-laki lebih tinggi dari perempuan.

4.      Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa dewasa.
Pada usia dewasa keterampilan dalam hal tertentu masih dapat ditingkatkan. Puncak dari perkembangan psikomotorik terjadi pada masa ini. Latihan merupakan hal penentu dalam perkembanagn psikomotorik. Melalui latihan yang teratur dan terprogram, keterampilan yang maksimal akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan. Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai dengan peningkatan keterampilan dalam bidang tertentu. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan baik.


b.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Psikomotorik
Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung peningkatan potensi kemampuan psikomotorik peserta didik adalah sebagai berikut:
                                         
1.      Faktor pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua adalah sebuah faktor penghambat psikomotorik peserta didik. Disaat pola asuh orang tua terlalu otoriter ataupun terlalu memaksa, karena karakteristik seorang anak sangat sensitif ditambah setiap anak tidak dapat secara langsung diobtimalkan secara cepat dengan kata lain memaksakan kemampuan dengan waktu yang singkat. Apa bila orang tua memaksakan peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak kebanyakan malah menyebabkan gangguan mental pada anak tersebut, biasanya anak akan cenderung merasa canggung, merasa serba salah, tidak percaya pada diri sendri dan merasa tertekan.
                                                
2.      Gen dari orang tua
Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul maka dalam mengembangkan potensi kemampuan psikomotorik anak pun juga akan lancar, begitupun sebaliknya.

3.      Pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan ini bisa berasal dari keluarga, sekolah maupun lingkungan bermain.

4.      Interior ruang belajar
Preiser dalam Laurens(2004:1) menjelaskan bahwa kebiyasaan mental dan sikap perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik tersebut antara lain berupa kondisi fisik tersebut antara lain berupa kondisi fisik hunia (bangunan), ruang (interior) beserta segala perabotannya, dan sebagainya.
                                    

2.5  Implikasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik dalam Pendidikan.
Pemahaman terhadap perkembangan fisik dan psikomotorik dapan memberikan manfaat yang besar dalam pendidikan. Implikasinya terhadap pendidikan berkaitan dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini, berguna untuk para pendidik dalam menyusun materi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan peserta didiknya. Dengan begitu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih efektif dan efisien dapat berjalan dengan cepat.
Implikasi dari dua perkembangan tersebut terhadap pendidikan adalah membimbing remaja dalam tugas perkembangan masa remaja, yaitu:
1.      Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2.      Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3.      Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4.      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5.      Mencapai kemandirian ekonomi
6.      Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
7.      Memilih dan mempersiapkan karier atau mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8.      Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.









BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan ontogeni ialah perkembangan yang terjadi pada suatu individu mulai dari pertama kali terbentuk yakni zigot (sebagai hasil fertilisasi), lalu berkembang menjadi embrio, fetus, lahir, pubertas, dewasa lalu mati. Serta dalam biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya.
Dalam teori hirarki kebutuhan dapat disimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.. Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya.
Perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis merpakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap  dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewas.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga perkembangan fisik yang tidak proporsional.
Pada usia remaja kegiatan motorik sudah tertuju pada persiapan-persiapan kerja,keterampilan menulis, mengetik, menjahit dan sebagainya sangat tepat saatnya mulai dikembangkan.
Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk menyesuaikan dri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada dihadapannya. Dalam perkembangan fisik dan psikomotorik diharapkan para orang tua dan pendidik dapat mengawasi dan mengontrol anak-anaknya supaya tidak terjadi perilaku-perilaku menyimpang.

3.2 Saran

Bagi pendidik perlu memahami perkembangan fisik dan psikomotorik  peserta didik guna memfasilitasi peserta didik agar dapat berkembang secara optimal. Semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam pembelajaran Perkembangan Fisik  dan Psikomotorik Peserta Didik.
 







































DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Filogeni. Tersedia : http://www.wikipedia.org/filogeni.htm
diakses pada 6 Oktober 2011
Nuryani, Pramono Shidiq, Subardi, 2009. Biologi 3 untuk Kelas XII SMA dan MA. Jakarta :
CV. Usaha Makmur

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Batu sangkar: PT Remaja  Rosdakarya.


 Bima: STKIP Bima. LT Bangsawan. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV.
Citra Praya.

 Kuntjojo. (2010). Materi Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Kediri: Universitas Nusantara Kediri.

Siswoyo, Dwi. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Uny Press.

Jafarr, Nurhaedar. (2005). Pertumbuhan Remaja. Makasar: Universitas Hasanuddin